Sabtu, 25 Juli 2009

Benar VS Salah

Bener versus salah
2 kata yang selalu bisa bikin keributan.
2 kata yang selalu bisa membuat orang menangis.
yang satu merasa dirinya selalu benar, dan yang satunya merasa selalu disalahkan.

lalu gimana kalo orang atau sekelompok orang yang biasanya kita anggap selalu benar ternyata malah berbuat salah?
yang paling simpel aja deh.. mana yang lebih kita anggep sering salahnya daripada benernya, pacar atau sahabat??
pastinya pacar... kalo sahabat salah melulu, mana mungkin kita jadiin sahabat! ya ngga?

Tapi gimana kalo ceritanya begini....

Anggap saja ada sebuah geng KEPOMPONG. terdiri dari 4 perempuan dan 1 laki-laki. mereka semua satu sekolah, dan seangkatan. mereka sangat dekat. kemana-mana juga bareng. Lalu, 1 laki-laki yang ada di kelompok tersebut memiliki pacar selain dari 4 orang perempuan di kelompok itu. jadi anak luar nih ceritanya. mereka semua sih saling kenal.. tapi sangat jarang si Benar (laki-laki dari kelompok itu) mengajak pacarnya, si Salah, jalan bareng sama kelompoknya itu.

Si Benar juga memberikan perlakuan yang berbeda antara sahabatnya dan pacarnya. Si Benar selalu mengendarai mobil ketika ingin bersenang-senang bersama kelompoknya, tapi jika bersama pacarnya, ia selalu mengendarai sepeda motor.
"huuh, giliran sama gue dikasih yang panas-panas."
Agak kasihan juga mendengarnya. Melakukan perjalanan sejauh lebih dari 60km, dihari yang panas, mengendarai sepeda motor.
mungkin diantara kalian ada yang berpikir, "ya iyalah, nyari pacar mah yang mau diajak susah ga seneng-seneng doang!" Tapi justru keadaan susah yang selalu dialaminya. Ketika si Salah sakit, si Benar tidak mau menjenguknya. Ia malah berkunjung ke rumah salah satu sahabatnya itu yang padahal tidak jauh dari rumah si Salah.

Lalu dimana poin benar versus salahnya?

Pacar, si Salah, yang katanya sering berbuat salah justru lebih sering memberikan pesan-pesan positif kepada si Benar. Menyuruhnya belajar ketika ujian menjelang, mengingatkan semua tugas-tugas akademiknya, bahkan memberikan semangat ketika si Benar selalu gagal mendapatkan universitas negeri tidak pernah ia lupakan. Padahal si Salah juga memiliki nasib yang sama.
Tapi sebaliknya dengan para sahabat, tanpa memperdulikan keadaan si Benar yang belum jelas akan masa depannya, mereka selalu saja mengajaknya bersenang-senang. Tanpa memperdulikan apa yang seharusnya di lakukan oleh si Benar. Jalan, nonton, makan-makan. hampir tidak terhitung jumlahnya mereka melakukan itu. Padahal 1 dari kelompok mereka, si Benar, belum pasti akan kelanjutan pendidikannya.

Sampai suatu ketika si Salah bertanya kepada si Benar.
"Kamu kok pergi melulu sih? ga belajar? kamu juga ga jenguk aku pas aku sakit. kamu kemana?"
"aku udah janji jalan sama kepompooong. kamu ngerti doong. mereka kan sahabat-sahabat aku!"
bla.. blaa.. blaa...

akhirnya terjadi keributan diantara mereka. Sampai akhirnya si Salah bertanya,
"mana yang kamu pilih, Aku atau mereka?"
"mereka...."
seketika air mata membanjiri pipi si Salah. Ia mengakhiri perbincangannya dan mulai menangis.
Meringis, sakit, ia seakan tidaK percaya atas apa keputusan yang diambil oleh si Benar.


Benar versus salah.
sekarang siapa yang salah?
lalu apakan keputusan yang diambil oleh si Benar adalah keputusan yang benar?

##########

berarti sebuah nilai kebenaran dan kesalahan itu relatif kan??
kita ga akan tahu hal yang kita lakuin itu salah sebelum ada peringatan. Seorang pengendara mobil ga akan tau kalau menerobos lampu merah itu dilarang sebelum ia ditilang sama polisi. Seharusnya kita sadar akan apa yang kita lakukan. Bukan menjadi egois yang seenaknya melakukan hal yang kita inginkan. Tapi faktanya, kita sendiri sering tidak sadar kalau apa yang ktia lakukan itu salaah. Kita tidak memikirkan apa yang akan terjadi nantinya.
Misal saja si Benar, saat ini mungkin ia masih berpikir kalo sekarang adalah saatnya senang-senang, bukan belajar, bukan waktunya memikirkan masa depan. Padahal, kalau dia sadar, harusnya ia berhenti bersenang-senang untuk sementara. Berjuang lagi untuk mendapatkan sebuah universitas yang diinginkannya. Dia tidak sadar,, dan tidak akan pernah sadar kalau ia telah salah mengambil keputusan.
Si Benar tidak lagi menjadi benar.

Coba deh inget lagi sama apa yang udah kita lakuin selama ini? udah benar-benar benar, atau masih salah.
Memang cuma kita yang tau apa yang terbaik buat diri kita sendiri, tapi ga ada salahnya mendengarkan saran orang lain dan berintrospeksi kan??
Kalau ternyata kita udah ngambil langkah yang salah selama ini, jalan terus aja.
Karena kita ga bisa kembali ke masa lalu, jadi sekarang saatnya berubah untuk masa yang akan datang.
dengarkan sekitar, pilihlah yang benar.

biarkan lah benar dan salah tetap bermusuhan. karena hanya dengan itu, segala yang tidak pernah terpikirkan akan terjadi, akan terjadi suatu saat nanti.

Tidak ada komentar: